Pendahuluan
Hampir diseluruh kehidupan modern, manusia hidup dalam organisasi. Setelah dilahirkan manusia akan hidup dalam organisasi masyarakat terkecil yang disebut dengan keluarga, kemudian semakin tumbuh besar maka akan semakin banyak lagi organisasi-organisasi yang harus diikutinya, mulai dari sekolah, kampus, lembaga kerja, sampai dengan masyarakat. Kadang kala manusia harus hidup dalam beberapa organisasi yang berbeda-beda dalam suatu kurun waktu tertentu, hidup dikeluarga, diorganisasi sekolah, di karang taruna, sekaligus ikut dalam organisasi di masjid. Dikarenakan manusia selalu harus hidup berorganisasi itulah maka seringkali ilmu manajemen juga berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Sehingga ilmu manajemen dapat dan seringkali penting untuk dipelajari siapapun tanpa orang yang belajar tersebut berharap untuk menjadi manajer.
Isi
Terdapat beberapa alasan penting mengapa seseorang harus belajar ilmu manajemen, walaupun orang tersebut tidak berharap untuk menjadi seorang manajer. Pertama, sebagaimana telah dikemukakan di atas, yaitu keuniversalan manajemen. Karena hampir dipastikan bahwa manusia akan masuk dalam suatu organisasi dalam menajalani kehidupannya maka memahami bagaimana cara kerja manajemen akan sangat membantu orang tersebut dalam menjalani kehidupannya di organisasi. Mulai dari di keluarga orang akan mempelajari prinsip manajemen. Orang tua akan berusaha untuk mengajarkan/ meneruskan berbagai tradisi keluarga pada seluruh anggota keluarga. Disisi lain seluruh anggota keluarga mau tidak mau akan menerima dan menjalankan tradisi-tradisi tersebut dalam kehidupannya di keluarga, jika anggota keluarga tersebut tidak mau menjalankan maka anggota keluarga tersebut harus keluar atau terkucilkan dari pergaulan keluarga. Proses mengajarkan/ meneruskan berbagai tradisi tersebut merupakan tindakan manajerial. Disana akan terdapat berbagai kegiatan “rekayasa” mulai dari bagaimana cara mengajarkan?, apa yang harus diajarkan lebih dahulu dan apa yang harus diajarkan belakangan?, bagaimana proses pembelajaran berlangsung?, kesemuanya akan menggunakan fungsi dan peran manajemen.
Keluar dari keluarga, orang akan menghadapi berbagai organisasi lainnya. Masuk ke sekolah/ madrasah, kelompok bermain, lingkungan-lingkungan sosial, tempat kerja, dan seterusnya sampai manusia akan meninggal dan dimakamkan oleh kelompok masyarakat manusia akan selalu hidup dalam organisasi. Sebagaimana diketahui bahwa ilmu manajemen merupakan ilmu “merekayasa” berbagai kegiatan dalam organisasi agar supaya apa yang sudah direncanakan dapat dicapai. Oleh karena itu manajemen tidak menghendaki kehidupan seperti air mengalir, tetapi bagaimana air mengalir tersebut dapat jatuh/ masuk ketempat yang direncanakan. Dalam proses tersebut mungkin akan ada proses membendung, merubah saluran, membuat tangkis, dan seterusnya sehingga air jatuh/ mengalir ketempat yang diharapkan.
Dalam kehidupan sehari-hari orang juga selalu merekayasa hidupnya. Proses rekayasa tersebut dikarenakan manusia tersebut hidup dalam organisasi. Untuk dapat merekayasa dengan baik maka orang tersebut harus tahu arah dan tujuan hidupnya, kemudian baru dilakukan proses rekayasa. Jika manusia tidak menggunakan berbagai prinsip dalam manajemen untuk menjalani proses rekayasa tersebut, maka kehidupan di dunia benar-benar sulit untuk dikendalikan.
Kedua, adalah karena realitas kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya manusia hidup sehari-hari selalu terkait dengan kehidupan orang lain atau mahkluk lain. Disisi lain, manusia diciptakan dengan fitrah memiliki keinginan-keinginan dan harapan-harapan dalam hidupnya. Adanya keinginan-keinginan dan harapan-harapan tersebut menjadikan kehidupan manusia tidak dapat dijalankan tanpa adanya proses rekayasa dan pengaturan-pengaturan. Tanpa adanya proses rekayasa dan pengaturang-pengaturan tersebut manusia akan mengalami banyak kekecewaan dan frustasi.
Pada saat di keluarga manusia memiliki harapan untuk dapat hidup dengan layak dan baik. Untuk memenuhi harapan tersebut tentu orang harus menjalankan berbagai kegiatan yang direkayasa. Ketika di sekolah/ kampus siswa akan memiliki harapan untuk menjadi pandai, orang tua punya harapan agar anaknya dapat menjadi pandai. Untuk dapat menjadi orang yang pandai atau anak yang pandai maka orang tersebut harus merekayasa hidupnya. Bagaimana proses rekayasanya?, disinilah kemudian prinsip-prinsip manajemen akan bekerja, mulai dari merencanakan, menggerakan, menkoordinasikan, memberi perintah, sampai dengan mengendalikan. Demikian seterusnya pada kehidupan-kehidupan seterusnya.
Ketiga, adalah memenej diri sendiri. Karena seluruh manusia punya harapan dan keinginan-keinginan, maka manusia harus mengatur dirinya sendiri untuk bisa hidup berdampingan dengan orang lain, untuk tidak saling berbenturan dalam upaya memenuhi harapan-harapan dan keinginan-keinginannya. Manusia perlu menggerakkan dirinya sendiri untuk mencapai harapan dan keinginannya, perlu merencanakan untuk dapat mencapainya dengan tepat dan biaya yang murah (efektif dan efisien), perlu untuk mengendalikannya agar tidak berbenturan dengan keinginan dan harapan orang lain.
Ketidak mampuan seseorang dalam memenej diri sendiri akan berakibat sangat fatal dalam kehidupan orang tersebut, mungkin orang tersebut akan hidup tanpa arah, mungkin juga dia akan hidup terisolasi. Dalam banyak kasus di organisasi, ketidak mampuan seseorang dalam kemampuan memenej diri sendiri, orang tersebut akan menjadi trouble maker di dalam organisasi. Jika diajak bekerjasama, tidak mampu untuk bekerja sama atau merepotkan didalam tim kerja, jika tidak diajak bekerja sama akan menjadi masalah.
Keuniversalan manajemen tersebut itulah yang kemudian menjadikan manajemen harus dipelajari melalui berbagai pendekatan dari bidang keilmuan lainnya. Beberapa disiplin ilmu ini akan mempengaruhi langsung terhadap ilmu manajemen. Pertama, adalah ilmu antropologi. Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Ilmu ini akan membantu kita dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan aktifitasnya. Orang-orang antropologi bekerja dengan mendasarkan pada budaya dan lingkungannya. Dalam kaitan dengan kehidupan organisasi, seorang manajer yang memahami tentang antroplogi akan mampu lebih baik untuk dapat memahami perbedaan mendasar pada berbagai values dan culture, sikap dan perilaku orang-orang didalam organisasi yang mendasarkan pada perbedaan aliran, suku, dan bahkan negara.
Kedua, ekonomi. Ilmu ini berkaitan dengan alokasi dan distribusi dari sumber daya yang terbatas. Pemahaman terhadap ilmu ini akan memberikan kita pemahaman terhadap daya saing, dan peluang yang ada di “pasar”. Dalam konteks organisasi pendidikan, pemahaman ilmu ini akan mampu memberikan kepada manajer gambaran yang jelas tentang mengapa banyak mahasiswa yang tidak memilih jurusan/ program studi kita? Mengapa lulusan tidak kompetitif di dunia kerja? Mengapa kita perlu membuka jurusan baru? Ilmu ekonomi akan membantu manajer dalam memberikan jawaban yang berkaitan dengan daya saing, peluang, kebijakan dan regulasi pasar, dan hal-hal lain dalam kaitan dengan operasional organisasi pendidikan.
Ketiga, filsafat. Pelajaran filsafat akan selalu berkaitan dengan kealamiaan sesuatu, atau kesejatian dari sesuatu, utamanya berkaitan dengan nilai-nilai dan etika. Etika merupakan pelajaran yang berkaitan dengan perilaku apa yang pantas dalam sebuah organisasi, sehingga seringkali etika dapat menggambarkan eksistensi dari organisasi. Dalam konteks organisasi, pemahaman terhadap filsafat ini akan membantu manajer untuk mengembangkan eksistensi organisasi. Dalam banyak literatur, filsafat juga seringkali disederhanakan sebagai “peta berfikir” sehingga seorang manajer dengan menganut filsafat tertentu akan bertindak dan mengambil berbagai kebijakan sesuai dengan filsafat yang dianutnya tersebut. Maka filosofi yang dianut akan tercermin dalam banyak hal, mulai dari struktur organisasi, sampai dengan bagaimana organisasi tersebut menjalankan usahanya.
Keempat, ilmu politik. Ilmu politik mempelajari tentang bagaimana perilaku individual dan kelompok dalam lingkungan politik. Topik-topik khusus akan berkaitan dengan struktur konflik, alokasi kekuasaan dalam suatu sistem, dan rekayasa kekuasaan untuk membangun interes individu. Dalam kaitan dengan organisasi pemahaman ilmu ini akan membantu manajer dalam berbagai peran manajemen. Apakah dalam peraninterpersonal, informational maupun decisional.
Keempat ilmu tersebut selalu menjadi dasar dalam mempelajari ilmu manajemen dan akan berdampak langsung terhadap ilmu manajemen. Disisi lain, terdapat dua ilmu yang jika mempelajari ilmu manajemen akan selalu terkait yaitu ilmu psikologi dan sosiologi. Kedua ilmu tersebut merupakan dua ilmu yang memainkan peran penting dalam mengembangkan ilmu manajemen. Ilmu psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan upaya mencari proses pengukuran, pengungkapan perilaku manusia, sedangkan ilmu sosiologi mempelajari tentang masyarakat dan hubungan antar manusia. Kedua disiplin ilmu tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar untuk memahami orang-orang dan perilakunya di tempat kerja, baik itu secara individual maupun secara berkelompok. Apa itu motivasi?, kepemimpinan, komunikasi, proses-proses dalam kelompok, team work, dan berbagai perilaku yang lain dalam organisasi adalah berdasar pada konsep dan teori ilmu psikologi dan sosiologi.
Penutup
Namun demikian, untuk dapat mempelajari keseluruhan ilmu tersebut tidak harus dipelajari di sekolah atau pendidikan formal lainnya. Lewat kehidupan sehari-hari keseluruhan ilmu tersebut akan selalu terkait dengan tindakan dan perilaku kita baik secara individual maupun dalam kapasitas kelompok/ organisasi. Sehingga mempelajari kehidupan secara otomatis akan mematangkan kita dalam kemampuan manajerial.
Daftar Pustaka
www.google.com