Kamis, 07 Oktober 2010

PENERAPAN MANAJEMEN DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA

Pendahuluan
Hampir diseluruh kehidupan modern, manusia hidup dalam organisasi. Setelah dilahirkan manusia akan hidup dalam organisasi masyarakat terkecil yang disebut dengan keluarga, kemudian semakin tumbuh besar maka akan semakin banyak lagi organisasi-organisasi yang harus diikutinya, mulai dari sekolah, kampus, lembaga kerja, sampai dengan masyarakat. Kadang kala manusia harus hidup dalam beberapa organisasi yang berbeda-beda dalam suatu kurun waktu tertentu, hidup dikeluarga, diorganisasi sekolah, di karang taruna, sekaligus ikut dalam organisasi di masjid. Dikarenakan manusia selalu harus hidup berorganisasi itulah maka seringkali ilmu manajemen juga berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Sehingga ilmu manajemen dapat dan seringkali penting untuk dipelajari siapapun tanpa orang yang belajar tersebut berharap untuk menjadi manajer.
Isi
Terdapat beberapa alasan penting mengapa seseorang harus belajar ilmu manajemen, walaupun orang tersebut tidak berharap untuk menjadi seorang manajer. Pertama, sebagaimana telah dikemukakan di atas, yaitu keuniversalan manajemen. Karena hampir dipastikan bahwa manusia akan masuk dalam suatu organisasi dalam menajalani kehidupannya maka memahami bagaimana cara kerja manajemen akan sangat membantu orang tersebut dalam menjalani kehidupannya di organisasi. Mulai dari di keluarga orang akan mempelajari prinsip manajemen. Orang tua akan berusaha untuk mengajarkan/ meneruskan berbagai tradisi keluarga pada seluruh anggota keluarga. Disisi lain seluruh anggota keluarga mau tidak mau akan menerima dan menjalankan tradisi-tradisi tersebut dalam kehidupannya di keluarga, jika anggota keluarga tersebut tidak mau menjalankan maka anggota keluarga tersebut harus keluar atau terkucilkan dari pergaulan keluarga. Proses mengajarkan/ meneruskan berbagai tradisi tersebut merupakan tindakan manajerial. Disana akan terdapat berbagai kegiatan “rekayasa” mulai dari bagaimana cara mengajarkan?, apa yang harus diajarkan lebih dahulu dan apa yang harus diajarkan belakangan?, bagaimana proses pembelajaran berlangsung?, kesemuanya akan menggunakan fungsi dan peran manajemen.
Keluar dari keluarga, orang akan menghadapi berbagai organisasi lainnya. Masuk ke sekolah/ madrasah, kelompok bermain, lingkungan-lingkungan sosial, tempat kerja, dan seterusnya sampai manusia akan meninggal dan dimakamkan oleh kelompok masyarakat manusia akan selalu hidup dalam organisasi. Sebagaimana diketahui bahwa ilmu manajemen merupakan ilmu “merekayasa” berbagai kegiatan dalam organisasi agar supaya apa yang sudah direncanakan dapat dicapai. Oleh karena itu manajemen tidak menghendaki kehidupan seperti air mengalir, tetapi bagaimana air mengalir tersebut dapat jatuh/ masuk ketempat yang direncanakan. Dalam proses tersebut mungkin akan ada proses membendung, merubah saluran, membuat tangkis, dan seterusnya sehingga air jatuh/ mengalir ketempat yang diharapkan.
Dalam kehidupan sehari-hari orang juga selalu merekayasa hidupnya. Proses rekayasa tersebut dikarenakan manusia tersebut hidup dalam organisasi. Untuk dapat merekayasa dengan baik maka orang tersebut harus tahu arah dan tujuan hidupnya, kemudian baru dilakukan proses rekayasa. Jika manusia tidak menggunakan berbagai prinsip dalam manajemen untuk menjalani proses rekayasa tersebut, maka kehidupan di dunia benar-benar sulit untuk dikendalikan.
Kedua, adalah karena realitas kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya manusia hidup sehari-hari selalu terkait dengan kehidupan orang lain atau mahkluk lain. Disisi lain, manusia diciptakan dengan fitrah memiliki keinginan-keinginan dan harapan-harapan dalam hidupnya. Adanya keinginan-keinginan dan harapan-harapan tersebut menjadikan kehidupan manusia tidak dapat dijalankan tanpa adanya proses rekayasa dan pengaturan-pengaturan. Tanpa adanya proses rekayasa dan pengaturang-pengaturan tersebut manusia akan mengalami banyak kekecewaan dan frustasi.
Pada saat di keluarga manusia memiliki harapan untuk dapat hidup dengan layak dan baik. Untuk memenuhi harapan tersebut tentu orang harus menjalankan berbagai kegiatan yang direkayasa. Ketika di sekolah/ kampus siswa akan memiliki harapan untuk menjadi pandai, orang tua punya harapan agar anaknya dapat menjadi pandai. Untuk dapat menjadi orang yang pandai atau anak yang pandai maka orang tersebut harus merekayasa hidupnya. Bagaimana proses rekayasanya?, disinilah kemudian prinsip-prinsip manajemen akan bekerja, mulai dari merencanakan, menggerakan, menkoordinasikan, memberi perintah, sampai dengan mengendalikan. Demikian seterusnya pada kehidupan-kehidupan seterusnya.
Ketiga, adalah memenej diri sendiri. Karena seluruh manusia punya harapan dan keinginan-keinginan, maka manusia harus mengatur dirinya sendiri untuk bisa hidup berdampingan dengan orang lain, untuk tidak saling berbenturan dalam upaya memenuhi harapan-harapan dan keinginan-keinginannya. Manusia perlu menggerakkan dirinya sendiri untuk mencapai harapan dan keinginannya, perlu merencanakan untuk dapat mencapainya dengan tepat dan biaya yang murah (efektif dan efisien), perlu untuk mengendalikannya agar tidak berbenturan dengan keinginan dan harapan orang lain.
Ketidak mampuan seseorang dalam memenej diri sendiri akan berakibat sangat fatal dalam kehidupan orang tersebut, mungkin orang tersebut akan hidup tanpa arah, mungkin juga dia akan hidup terisolasi. Dalam banyak kasus di organisasi, ketidak mampuan seseorang dalam kemampuan memenej diri sendiri, orang tersebut akan menjadi trouble maker di dalam organisasi. Jika diajak bekerjasama, tidak mampu untuk bekerja sama atau merepotkan didalam tim kerja, jika tidak diajak bekerja sama akan menjadi masalah.
Keuniversalan manajemen tersebut itulah yang kemudian menjadikan manajemen harus dipelajari melalui berbagai pendekatan dari bidang keilmuan lainnya. Beberapa disiplin ilmu ini akan mempengaruhi langsung terhadap ilmu manajemen. Pertama, adalah ilmu antropologi. Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Ilmu ini akan membantu kita dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan manusia dan aktifitasnya. Orang-orang antropologi bekerja dengan mendasarkan pada budaya dan lingkungannya. Dalam kaitan dengan kehidupan organisasi, seorang manajer yang memahami tentang antroplogi akan mampu lebih baik untuk dapat memahami perbedaan mendasar pada berbagai values dan culture, sikap dan perilaku orang-orang didalam organisasi yang mendasarkan pada perbedaan aliran, suku, dan bahkan negara.
Kedua, ekonomi. Ilmu ini berkaitan dengan alokasi dan distribusi dari sumber daya yang terbatas. Pemahaman terhadap ilmu ini akan memberikan kita pemahaman terhadap daya saing, dan peluang yang ada di “pasar”. Dalam konteks organisasi pendidikan, pemahaman ilmu ini akan mampu memberikan kepada manajer gambaran yang jelas tentang mengapa banyak mahasiswa yang tidak memilih jurusan/ program studi kita? Mengapa lulusan tidak kompetitif di dunia kerja? Mengapa kita perlu membuka jurusan baru? Ilmu ekonomi akan membantu manajer dalam memberikan jawaban yang berkaitan dengan daya saing, peluang, kebijakan dan regulasi pasar, dan hal-hal lain dalam kaitan dengan operasional organisasi pendidikan.
Ketiga, filsafat. Pelajaran filsafat akan selalu berkaitan dengan kealamiaan sesuatu, atau kesejatian dari sesuatu, utamanya berkaitan dengan nilai-nilai dan etika. Etika merupakan pelajaran yang berkaitan dengan perilaku apa yang pantas dalam sebuah organisasi, sehingga seringkali etika dapat menggambarkan eksistensi dari organisasi. Dalam konteks organisasi, pemahaman terhadap filsafat ini akan membantu manajer untuk mengembangkan eksistensi organisasi. Dalam banyak literatur, filsafat juga seringkali disederhanakan sebagai “peta berfikir” sehingga seorang manajer dengan menganut filsafat tertentu akan bertindak dan mengambil berbagai kebijakan sesuai dengan filsafat yang dianutnya tersebut. Maka filosofi yang dianut akan tercermin dalam banyak hal, mulai dari struktur organisasi, sampai dengan bagaimana organisasi tersebut menjalankan usahanya.
Keempat, ilmu politik. Ilmu politik mempelajari tentang bagaimana perilaku individual dan kelompok dalam lingkungan  politik. Topik-topik khusus akan berkaitan dengan struktur konflik, alokasi kekuasaan dalam suatu sistem, dan rekayasa kekuasaan untuk membangun interes individu. Dalam kaitan dengan organisasi pemahaman ilmu ini akan membantu manajer dalam berbagai peran manajemen. Apakah dalam peraninterpersonal, informational maupun decisional.
Keempat ilmu tersebut selalu menjadi dasar dalam mempelajari ilmu manajemen dan akan berdampak langsung terhadap ilmu manajemen. Disisi lain, terdapat dua ilmu yang jika mempelajari ilmu manajemen akan selalu terkait yaitu ilmu psikologi dan sosiologi. Kedua ilmu tersebut merupakan dua ilmu yang memainkan peran penting dalam mengembangkan ilmu manajemen. Ilmu psikologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan upaya mencari proses pengukuran, pengungkapan perilaku manusia, sedangkan ilmu sosiologi mempelajari tentang masyarakat dan hubungan antar manusia. Kedua disiplin ilmu tersebut memberikan kontribusi yang sangat besar untuk memahami orang-orang dan perilakunya di tempat kerja, baik itu secara individual maupun secara berkelompok. Apa itu motivasi?, kepemimpinan, komunikasi, proses-proses dalam kelompok, team work, dan berbagai perilaku yang lain dalam organisasi adalah berdasar pada konsep dan teori ilmu psikologi dan sosiologi.

Penutup
Namun demikian, untuk dapat mempelajari keseluruhan ilmu tersebut tidak harus dipelajari di sekolah atau pendidikan formal lainnya. Lewat kehidupan sehari-hari keseluruhan ilmu tersebut akan selalu terkait dengan tindakan dan perilaku kita baik secara individual maupun dalam kapasitas kelompok/ organisasi. Sehingga mempelajari kehidupan secara otomatis akan mematangkan kita dalam kemampuan manajerial.
Daftar Pustaka
www.google.com

Jumat, 01 Oktober 2010

Sejarah Perkembangan Manajemen

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

1. Pendahuluan

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teorii
manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap
ruang lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan (evolusi) ilmu
manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran
sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan
manusiawi dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen
yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber
daya manusia yang berada dalam organisasi.
II. Perkembangan Ilmu Manajemen

Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat
yang pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh : fisika, kimia dan biologi.
2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam
hubungannya pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,
psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,
misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management
(1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3. Adanya kegiatan Iproses/usaha
4. Adanya tujuan
Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa
perubahan terhadap organisasi.
Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional
Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi
ini rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian
lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber
daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata "proses", bukan
"seni". Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara
sistematis untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam
pencapaian tujuan yang diinginkan.

III . JENJANG MANANAJEMEN
Organisasi atau badan usaha umumnya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen , yaitu manajemen puncak , manajemen menengah , dan manajemen pelaksanaan .
1. Manajemen Puncak ( Top Management )
          Adalah jenjang manajemen tertinggi . Jenjang manajemen tertinggi atau puncak biasanya terdiri atas dewan direksi dan dewan direksi dan direktur utama . Dewan direksi mempunyai tugas memutuskan hal hal yang sangat penting sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan . manajemen puncak bertugas menetapkan kebijaksanaan operasional dan membimbing intraksi dengan lingkungan .
2. Manajemen Menengah ( Middle Management )
          Biasanya memimpin suatu divisi atau departemen . Tugasnya adalah mengembangkan rencana rencana operasi dan menjalankan tugas tugas yang ditetapkan manajemen puncak . Manajemen menengah bertanggung jawab pada manajemen puncak .
3. Manajemen Pelaksana ( Supervisory Management )
          Adalah manjemen yang bertugas menjalankan rencana rencana yang dibuat manajemen menengah . Selain itu , manajemen pelaksana juga mengawasi para pekerja dan bertanggung jawab pada manajemen menengah .
         
IV. PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN
Henry Fayol dikenal sebagai pelopor manajemen modern . Banyak pendapatnya menjadi dasar dari praktik manajemen sampai sekarang . Salah satu diantaranya adalah prinsip prinsip manajemen yang terdiri dari 14 prinsip . Berikut ini adalah 14 prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol .
          1. Pembagian Kerja ( Division of Labor )
          2. Otoritas/Wewenang ( Authority )
          3. Disiplin ( Discipline )
          4. Kesatuan Perintah
          5. Kesatuan arah
          6.Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas kepentingan Pribadi ( Subordination                                                   of individual Interest  to the Common Good )
            7. Pemberian Upah ( Renumeration )
          8. Pemusatan ( Sentralization )
          9. Jenjang Jabatan ( The Hierarchi )
          10. Tata Tertib ( Order )
          11. Kesamaan ( Equity )
          13. Inisiatif ( Initiative )
          14. Semangat Korps ( Esprit de Corps )
V. Aliran Manajemen Modern

Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana
matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah
yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah
perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang
dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR
Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi
aliran IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan
masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka
dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para
manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini
membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam
hat penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti
motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar
dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para
manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.


VII. Penutup

Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang
dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai
untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja m
enggabungkan dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau
pendekatan untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan
pendekatan-pendekatan ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan
manajemen saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu
manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1. Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita
mendapatkan beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2. Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.
Mempelajari berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita
dapat memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya
yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu
dan tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap
orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan
yang berbeda.
3. Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.
Mempelajari evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga
dapat memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori
merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa
fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan
terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa
rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4. Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu
kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi sehari-hari.
VII. DAFTAR PUSTAKA
-      Frederick W. Taylor. 1911. The Principle of Scientific Management